zettaproject

Blog ini dibuat hanya sebagai aksi ikut-ikutan nge-Blog!!! walaupun dunia blog sudah mulai redup pamornya, sudah mulai tergeser para pendatang baru serta udah ter degradasi ke devisi II, tapi hal ini tidak masalah dan malah bagus, jadi apa yg saya posting tidak di amati oleh orang laen..,^_^

Horeee..hari baru kehidupan baru... Alhamdulillaah, akhirnya separuh agamaku sudah lengkap, tulang rusuk yang hilang sudah saya temukan, puji syukur alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Alloh SWT, yang telah memberikan banyak nikmat kepada saya. Yup akhirnya status saya sekarang adalah seorang suami, yeaahh,.. seorang suami.., unbelievable rasanya, antara senang, terharu dan banyak rasa bercampur menjadi satu. akhirnya predikat manusia hina (karena masih bujangan) berakhir pada tanggal 19 April 2012 kemarin, alhamdulillaah Ya Alloh.. Senang sekali rasanya, saya seorang suami sekarang, suami dari makhluk terindah bernama Ayu Firdha Pratiwi, yang insaAlloh akan mendampingi sisa hidup saya, mengisi hari2 saya kedepannya, memberikan saya keturunan yang sholeh dan sholeha. Amiinnn.. Yang sabar ya istriku, punya suami seperti mas ini, yang masih jauh dari sempurna. yang masih banyak salah dan perlu banyak belajar lagi, tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin menjadi seorang imam yang baik buat keluarga kita, yang akan membawa keluarga kita selamat dunia akhirat, AMINNN..

Assalamu’alaikum…..
Salam Sejahtera untuk semuanya, semoga kita senantiasa ada dalam lindungan Allah. Amiin.

Para sahabat-sahabat yang saya hormati, kali ini saya ingin berbagi dengan semuanya dan merupakan bekal juga bagi saya yang Isnya Allah dalam waktu dekat ini akan melaksanakan perintah Nabi Muhammad SAW, yaitu jika seorang laki-laki telah siap untuk menikah, maka segeralah untuk menikah dan kita di larang untuk membujang selamanya.

Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan kembali dari apa yang saya dapatkan, yaitu Tips Menjadi Suami Sholeh, Cara Menjadi Suami Yang Sholeh yang mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi saya dan semuanya sebagai persiapan untuk melangsungkan pernikahan. Mari kita baca ilmu tentang Cara Menjadi Seorang Suami Sholeh.

Bukankah tidak ada alasan lagi bagi sang suami untuk tidak membalasnya dengan menjadi suami yang sholeh, penuh perhatian dan kasih sayang. Demikian beberapa kiat untuk menjadi suami yang sukses :

Mencukupi kebutuhannya dengan nafkah yang halal dan baik. Salah satu tugas suami adalah memberi nafkah kepada istri dan keluarganya, tentunya nafkah yang baik lagi halal, dan tidak berlebih-lebihan yang dapat membuat istri dan keluarga hidup mewah, boros dan sombong. Berilah nafkah yang wajar sesuai dengan kemampuan, namun tetap bersungguh-sungguh mencari nafkah sebagai bentuk tanggungjawab sebagai suami.
Berdandanlah untuk istri anda, selalu bersih dan wangi. Sesering apakah kita tampil didepan istri dengan pakaian ala kadarnya? Sama halnya dengan suami yang menginginkan istrinya kelihatan manis untuknya, setiap istri juga menginginkan suaminya berdandan untuknya.Sebagai contoh, ingat, bahwa Rasulullah SAW selalu menggosok giginya terlebih dahulu sebelum menemui istrinya setelah bepergian. Beliau juga selalu menyukai senyum yang paling manis.
Panggilah istri anda dengan nama yang ia sukai. Rasulullah SAW mempunyai nama panggilan untuk istri-istrinya yang sangat mereka sukai. Panggilah istri anda dengan nama yang paling indah baginya dan hindari menggunakan nama-nama yang menyakitkan perasaan mereka.
Jangan memperlakukan seorang istri seperti lalat. Kita tidak pernah menghiraukan seekor lalat didalam kehidupan kita sehari-hari, tahu-tahu dia menjadi penyakit buat kita. Sama halnya seorang istri yang berbuat baik sepanjang hari, jika tidak pernah mendapat perhatian dari suaminya, maka dia juga akan memperlakukan suaminya bagai sebuah penyakit. Jangan sekali-kali perlakukan dia seperti ini; kenali semua kebaikan yang dia lakukan dan pusatkan perhatian padanya.
Jika anda melihat kekurangan istri anda, tegur dengan lemah lembut!. Ini adalah cara bijak yang juga dianjurkan Rasulullah SAW. Terkadang istri kita memasak kurang sesuai dengan kesukaan atau selera kita, atau cara berdandannya kurang baik atau berlebih-lebihan. Ketika terhadap suaminya, ia berdandan semaunya, tetapi ketika bepergian dandanannya menor membuat orang lain memandanginya. Maka sepantasnya kita memberitahu dengan sikap yang lemah lembut dan menggunakan bahasa yang tidak menyinggung perasaannya. Termasuk jika melakukan sesuatu yang tidak pantas dilakukan istri-istri kita. Ini adalah teknik bagi seorang muslim sebagai kepala rumah tangga.
Tersenyum untuk istri anda kapan saja anda melihatnya. Senyuman adalah shodaqoh dan istri anda termasuk ummat muslim juga. Bayangkan hidup dengannya dengan senyum yang selalu tersungging. Ingatlah, sunnah juga menerangkan bahwa Rasulullah SAW selalu mencium istrinya sebelum pergi sholat ke masjid.
Berterimakasihlah untuk semua yang dia lakukan untuk anda. Sekecil apapun yang istri anda lakukan buat anda, jangan sekali-kalli menganggapnya sebagai hal sepele, Berterimakasihlah, karena ucapan terimakasih anda sungguh berarti bagi istri anda dan akan terukir indah dihatinya. Ambil contoh, ucapkan terimakasih ketika usai makan malam yang dia sediakan. Juga untuk kebersihan rumah dan selusin pekerjaan lainnya.
Mintalah padanya untuk menulis sepuluh perbuatan terakhir yang telah anda lakukan untuknya yang membuat dia senang. Kemudian pergi dan lakukan itu kembali. Mungkin agak sulit untuk mengenali apa yang membuat istri anda senang. Anda tidak perlu untuk bermain tebak-tebakkan, tanyakan padanya dan kerjakan secara berulang-ulang selama hidup anda.
Jangan kecilkan keinginannya. Hiburlah dia. Kadang-kadanga seorang suami perlu mengabulkan permintaan istrinya. Rasulullah SAW memberikan contoh buat kita dalam sebuah kejadian ketika Safiyyah radhiyallahu ‘anha menangis karena dia (Safiyyah) berkata bahwa beliau (Rasulullah) memberikan sebuah unta yang lamban. Rasulullah pun menyapu air matanya, menghiburnya, dan membawakannya sebuah unta yang lain. Tentulah pemberian yang secukupnya sesuai dengan kemampuan kita.
Penuh humor dan bermain-mainlah dengan istri anda. Lihatlah betapa Rasulullah SAW pernah bertanding lari dengan istrinya Aisyah radhiyallahu ‘anha di sebuah padang, dan membiarkan Aisyah memenangkannya. Kapan saat terakhir kita melakukan hal seperti itu?
Ingatlah selalu sabda Rasulullah SAW: “Yang terbaik di antara kalian adalah yang memperlakukan keluarganya dengan baik. Dan aku adalah yang terbaik memperlakukan keluargaku”. Cobalah yang terbaik. Sebagai kata akhir: Jangan pernah lupa berdo’a kepada Allah Azza wa Jalla, agar membuat pernikahan anda bahagia.

dikutip dari http://dasistalovers.wordpress.com/2011/09/09/cara-menjadi-suami-sholeh/

1. Perintah Allah dan Bukti sempurnaan iman

(وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ)
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan.Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. ( An-nur : 32 )

فَانكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاء
“…maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi…” (QS. An Nisa’: 3).

ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عزَّ وَجَلَّ عَوْنُهُمْ: اَلْمُكَاتَبُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الأَدَاءَ، وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيْدُ العَفَافَ، وَالْمُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ.

“Tiga golongan yang Allah pasti akan menolong mereka: budak yang hendak menebus dirinya, seorang yang menikah dengan tujuan menjaga kehormatanya dari perkara-perkara yang diharamkan, dan seorang yang berjihad di jalan Allah.” (HR. An-Nasa’i, Kitabun Nikah, Bab Ma’unatullah An-Nakih Al ladzi Yuridul ‘Afaf, no. 3218, 3120)

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ . إِلاَّعَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْمَامَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela

Rasulullah saw telah bersabda:
“Apabila seseorang telah melaksanakan pemikahan, maka sempurnalah separuh agamanya. Maka bertaqwalah (takutlah) kepada Allah terhadap separo yang lain.”

2. Menghidupkan Sunnah

النكاح سنتي فمن رغب عن سنتي فليس مني
“Menikah adalah sunnahku, barangsiapa yang membenci sunnahku maka bukan termasuk dari golonganku (ummat nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, pent)” (HR. Ibn Majah no. 1846. Shohih Jami’ As Shoghir no. 6807).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-
baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. At-Tirmidzi no. 1162.
Lihat Ash-Shahihah no. 284).

وَكَانَ يَوْمُ عِيْدٍ يَلْعَبُ السُّوْدَانُ بِالدَّرَقِ وَالْحِرَابِ، فَإِمَّا سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِمَّا قَالَ: تَشْتَهِيْنَ تَنْظُرِيْنَ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ، فَأَقَامَنِي وَرَاءَهُ، خَدِّي عَلَى خَدِّهِ، وَهُوَ يَقُوْلُ: دُوْنَكُمْ ياَ بَنِي أَرْفِدَةَ. حَتَّى إِذَا مَلِلْتُ، قَالَ: حَسْبُكِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: فَاذْهَبِي

“Biasanya pada hari raya, orang-orang Habasyah bermain perisai dan tombak (berlatih
perang-perangan). Aku yang meminta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (agar
diperkenankan menonton permainan tersebut) dan beliau sendiri menawarkan dengan
berkata, ‘Apakah engkau ingin melihat permainan mereka?’ ‘Iya’, jawabku. Beliau pun
memberdirikan aku di belakangnya, pipiku menempel pada pipi beliau. Beliau berkata: ‘Teruskan wahai Bani Arfidah4.’ Hingga ketika aku telah jenuh, beliau bertanya, ‘Cukupkah?’ ‘Iya’, jawabku. ‘Kalau begitu pergilah’, kata beliau.” (HR. Al-Bukhari no.
950 dan Muslim no. 2062

3.Sumber Kebahagiaan dan ketenangan hakiki

SaHabat Ibnu Abbas ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda:
“Empat perkara, barangsiapa memilikinya berarti dia mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat: Hati yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, badan yang sabar dikala mendapat musibah, dan istri yang dapat menjaga kehormatan diri serta dapat menjaga harta suami.” (HR. Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al- Ausath, sedang sanad dalam salah satu dan dua riwayat adalah bagus).

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (30:21)

4.Menjaga diri dari Fitnah dan Zina

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلىَ الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada (fitnahnya) wanita.” (HR. Al Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 6880)

يا معشر الشباب, من استطاع منكم الباء فليتزوج, فإنه أغض للبصر و أحصن للفرج, ومن لم يستطع فعليه بالصوم, فإنه وجاء
“Wahai para pemuda, jika kalian memiliki kemampuan maka menikahlah. Karena yang demikian itu akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga farji. Barangsiapa yang belum mampu melakukannya maka lakukanlah puasa, karena puasa adalah tameng” (HR. Bukhori no. 1905; Muslim no. 1400)

5.Ladang Pahala

Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menikah, sedang telah kita ketahui bahwa dalam pelaksanaan setiap perintah Allah pasti ada pahala yang dijanjikan. Maka menikah merupakan salah satu sarana untuk menambah pahala, yang kelak menjadi pemberat timbangan amal di akherat. Di antaranya adalah pahala yang didapat dari hubungan suami istri. Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam bersabda :
…وَ فِيْ بُــضْـعِ أَحَدِكُمْ أَهْلَهُ صَدَقَةٌ. قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَاْتِيْ أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَ يَكُوْنُ فِيْهَا أَجْرٌ؟ قَال أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِيْ حَرَامٍ, أَكَانَ عَلَيْهِ فِيْهَا وِزْرٌ؟ فَكذَلِكَ لَوْ وَضَعَهَا فِيْ الحَلاَلِ, كَانَ لَهُ أَجْر

6.Bukti Cinta

“Tidak terlihat diantara dua orang yang saling mencintai (sesuatu yang sangat menyenangkan) seperti pernikahan” (Sunan Ibnu Majah)

7.Faktor Kebangkitan Islam

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (annisa:9)

Memilih Pasangan Yang Baik

Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
“Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: Karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Berbahagialah orang yang menikahi wanita karena agamanya, dan merugilah orang yang menikahi wanita hanya karena harta, kecantikan, dan keturunannya.” (HR. Bukhari dan Muslim}

Yang seperti apa

Yang seperti Rosul “kaana khuluquhul Qur’an”

QS Al-Mu’minun [23]: 1-11.

1. Yang memiliki karakter manusia pemenang atau manusia yang sukses dalam
kehidupan dunia dan akhirat.. 23:1

2. Yang Sholatnya khusyu, tanda manusia yang punya visi kehidupan, dengan ibadah
ketenangan dan kecintaan.

3. Yang Efektif dan penuh manfaat, meninggalkan hal-hal yg tak ada gunanya apalagi
yang merusak kehidupan

4. Yang Mencintai dengan berbagi

5. Yang paling setia dan menjaga diri dari maksiat

6. Yang paling amanah

jangan memandang manusia dari tampilannya

dari Sahl bin sa’ad assaiidy ia berkata suatu ketika lewat seorang pemuda dihadapan Rosul lalu
Rosul berkata kepada kami “bagaimana pendapat kalian tentang pemuda ini?”
kami menjawab: ini adalah pemuda yang mulia yang jika melamar pasti diterima, jika meminta tolong pasti ditolong, jika berkata pasti didengar ucapannya.
Rosul diam, lalu lewat pemuda yang kedua, lalu Rosul berkata:”bagaimana pendapat kalian tentang yang ini?”
kami menjawab: ini adalah pemuda yg sangat miskin, yang jika melamar pasti ditolak, jika meminta tolong pasti tidak ditolong, jika berkata pasti tidak didengar ucapannya.
Rosul berkata: sesungguhnya pemuda ini (yg kedua) lebih mulia dari yang ini(yang pertama) bagaikan dunia dan seisinya

إذا جاءكم من ترضون دينه وخلقه فزوجوه إلا تفعلوه تكن فتنة في الأرض وفساد كبير

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)

Rosul adalah suami terbaik

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. At-Tirmidzi no. 1162. Lihat Ash-Shahihah no. 284)

pernah Rosul di pagi hari mencari makanan namun tidak ada ia bertanya

“Belum ada sarapan ya Khumaira?” Aisyah menjawab , “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah lantas berkata, ”Kalau begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya.

Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik dari kamu terhadap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, dan orang yang menghina kaum wanita adalah orang yang tidak tahu budi. (HR. Abu ‘Asaakir)

Janganlah seorang laki-laki mukmin membenci isterinya yang beriman. Bila ada perangai yang tidak disukai, dia pasti ridha (senang) dengan perangainya yang lain. (HR. Muslim)

كاَنَ يَكُوْنُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ – تَعْنِي خِدْمَةَ أَهْلِهِ – فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلاَةِ
“Beliau biasa membantu istrinya. Bila datang waktu shalat beliau pun keluar untuk menunaikan shalat.” HR. Al-Bukhari .

Sayidatina ‘Aisyah menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga. Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sembahyang.”

Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.

وَكَانَ يَوْمُ عِيْدٍ يَلْعَبُ السُّوْدَانُ بِالدَّرَقِ وَالْحِرَابِ، فَإِمَّا سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِمَّا قَالَ: تَشْتَهِيْنَ تَنْظُرِيْنَ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ، فَأَقَامَنِي وَرَاءَهُ، خَدِّي عَلَى خَدِّهِ، وَهُوَ يَقُوْلُ: دُوْنَكُمْ ياَ بَنِي أَرْفِدَةَ. حَتَّى إِذَا مَلِلْتُ، قَالَ: حَسْبُكِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: فَاذْهَبِي

“Biasanya pada hari raya, orang-orang Habasyah bermain perisai dan tombak (berlatih perang-perangan). Aku yang meminta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (agar diperkenankan menonton permainan tersebut) dan beliau sendiri menawarkan dengan berkata, ‘Apakah engkau ingin melihat permainan mereka?’ ‘Iya’, jawabku. Beliau pun memberdirikan aku di belakangnya, pipiku menempel pada pipi beliau. Beliau berkata: ‘Teruskan wahai Bani Arfidah.’ Hingga ketika aku telah jenuh, beliau bertanya, ‘Cukupkah?’ ‘Iya’, jawabku. ‘Kalau begitu pergilah’, kata beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 950 dan Muslim no. 2062)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu saat menafsirkan ayat: وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ menyatakan,

“Termasuk akhlak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau sangat baik hubungannya dengan para istri beliau. Wajahnya senantiasa berseri-seri, suka bersenda gurau dan bercumbu rayu, bersikap lembut terhadap mereka dan melapangkan mereka dalam hal nafkah serta tertawa bersama istri-istrinya. Sampai-sampai, beliau pernah mengajak Aisyah Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha berlomba lari, untuk menunjukkan cinta dan kasih sayang beliau terhadapnya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/173)

Hindun, ibunya Muawiyah, bertanya kepada Nabi Saw, “Ya Rasulullah, Abu Sufyan suamiku seorang yang pelit, apakah aku boleh mengambil uangnya sedikit secara sembunyi-sembunyi?” Nabi Saw menjawab, “Ambillah dengan cara yang makruf (baik) untuk mencukupi kebutuhanmu dan kebutuhan anak-anakmu.” (HR. Bukhari).

dikutip dari http://rizals08.wordpress.com/2011/01/06/urgensi-pernikahan-dalam-islam-perjalanan-menuju-kemenangan/